Tuesday, May 24, 2011

Menjelajahi Dinginnya DIENG




Sepulang dari pendakian Gunung Sumbing, kita memutuskan untuk jalan-jalan santai di daerah Dataran Tinggi Dieng dengan menyewa sebuah mini bus yang akan mengantarkan kita ke setiap destinasi.
Tujuan pertama kami adalah Telaga Warna Dieng, disana ada banyak wisata sejarah seperti Batu tulis, Gua Sumur, Gua Semar, Gua Jaran, Dan Telaga Pengilon.




Sejak awal memasuki kawasan wisata Telaga Warna kita langsung foto-foto pakai banner Jepecom dan gak lama ada mba-mba pengunjung yang pinjem banner kita buat foto :p
Tapi gak gratis!! kalau mau foto sama banner berarti harus foto sama kita juga. *tetep narsis*


Kawasan telaga warna ini sudah seperti maskotnya Dieng menurut gw, karna pengunjungnya gak tanggung-tanggung.  Rame dan kebanyakan mereka rombongan dari luar daerah.
Disana ada flying fox yang melintang melintasi danau telaga warna, amit-amit kalau talinya putus itu gimana ya -_-

Setelah puas foto-foto, kita lanjut jalan lagi dari sisi kanan menuju sisi kiri, jalannya rapih dan tertata jadi pengunjung bisa dengan mudahnya mencapai lokasi-lokasi tujuan.




Setelah puas mengelilingi area wisata Telaga Warna, kita melanjutkan destinasi selanjutnya yaitu ke Kawah Sikidang Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabutpaten Banjarnegara. Jawa Tengah.

Kawah Sikidang merupakan kawah yang terpopuler dan terbesar di Dieng, disamping letaknya yang mudah dijangkau fasilitas yang ada cukup lengkap, Seperti Mushola, WC, Area Parkir dan Pusat Perbelanjaan. Hingga kini Kawah Sikidang menjadi obyek wisata primadona dikalangan wisatawan.

Nama Kawah Sikidang diambil dari kidang dalam bahasa Indonesia = Kijang. Binatang ini memiliki karakteristik suka melompat lompat, Seperti halnya Uap air dan lava berwarna kelabu yang terdapat di kawah sikidang selalu bergolak dan munculnya berpindah-pindah bahkan melompat seperti seekor kidang / kijang.

Legenda Kawah Sikidang

Pada zaman dahulu ada sebuah istana yang besar di Dataran Tinggi Dieng, di huni oleh seorang ratu yang cantik jelita, yaitu Ratu Sinta Dewi. Pada suatu ketika Ratu Sinta Dewi akan dilamar seorang pangeran yang konon tampan dan kaya raya, yaitu Pangeran Kidang Garungan.

Namun, Ratu Shinta Dewi kecewa karena pangeran tersebut tidak setampan seperti yang diceritakan. Pangeran Kidang Garungan adalah sosok manusia berkepala kijang. Cara untuk menolak lamaran Pangeran Kidang Garungan, Ratu Shinta Dewi mengajukan syarat untuk dibuatkan sumur yang besar dan dalam. Ketika sumur hampir selesai dibuat, Ratu Shinta Dewi dan para pengawalnya menimbun sumur tersebut dengan tanah saat Pangeran Kidang Garungan masih berada di dalamnya.

Ketika sang pangeran berusaha untuk keluar dari sumur itu dengan cara mengerahkan segala kesaktiannya, sumur itu tiba-tiba menjadi panas, bergetar, dan meledak-ledak. Pangeran itu hampir saja keluar dari sumur, namun ratu dan para pengikutnya terus menimbun sang pangeran hingga tidak dapat keluar. Sang pangeran kemudian marah, lalu mengutuk Ratu Shinta Dewi dan keturunannya kelak akan berambut gembel. Bekas sumur Pangeran Kidang Garungan itulah yang kemudian menjelma menjadi Kawah Sikidang.
Sumber http://www.diengplateau.com/2010/05/kawah-sikidang-candradimuka-sibanteng.html



Pengunjung kawah Sikidang gak kalah banyak sama pengunjung Telaga Warna tapi ada yang lucu, gw liat mba-mba yang jalan ke kawah pakai wedges. kasian kakinya :(

Kita gak bisa lama-lama di kawah karna bau belerangnya masih kuat dan akhirnya kita lanjut ke destinasi terakhir yaitu Kawasan Candi Arjuna.  Sebelum keliling memasuki wilayah Candi, kita mampir dulu di Museum Kailasa, disana banyak tersimpan benda-benda sejarah termasuk miniatur candi.



Ternyata kawasan candi arjuna itu luas jadi kita bisa jalan-jalan santai disana sambil nikmatin jejeran candi yang punya banyak sejarah.







Puaasss jalan-jalan di telaga warna, cari sejarah di museum kailasa dan foto-foto ceria di kawasan candi arjuna berarti saatnya kita pulang.
Masih dengan mini bus yang tadi mengantarkan kita, kali ini kita diantar menuju persimpangan jalan untuk nantinya menuju stasiun kereta di Purwokerto.
Masuk ke dalam stasiun, duduk-duduk di peron dan makan malam sebelum akhirnya kereta ekonomi bonggowonto mengantarkan kita kembali ke Jakarta dan mereka semua hidup bahagia :))

No comments: